Sabtu, 09 April 2011

Kultum "Sang Panutan"


Sang Panutan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Para hadirin yang berbahagia. Pertama – tama marilah kita panjatkan dengan kerendahan hati dan keikhlasan yang mendalam, puji syukur ke hadirat Ilahi Rabbi, dengan penuh kesadaran bahwa Dia telah membalas dosa – dosa yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat yang jauh lebih banyak lagi. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan serta dicurahkan Nya pada junjungan kita, kekasih kita, manusia paling mulia yang pernah ada di dunia, nabi besar panutan orang – orang beriman yaitu Nabi Muhammad saw, tentu saja berserta keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman nanti.
para hadirin yang berbahagia. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.” Dan dalam surat Al-‘Araf ayat 158 :”Ikutlah Rasulullah supaya kamu mendapat petunjuk.:
Banyak orang yang merasa kesulitan untuk menjadikan Rasulullah saw sebagai idolanya dengan alas an bahwa ia tidak pernah melihat beliau. Sebenarnya, untuk mencintai Muhammad saw, tidak perlu kita membayangkan gambaran fisiknya, tetapi kenalilah beliau dari keagungan kepribadiannya. Kita harus dapat mengembangkan jiwa sehinggga tidak lagi terpukau dengan keindahan lahiriah. Kita harus mampu menembus rasa cinta yang hanya didasarkan hal – hal nyata, yang dapat dilihat atau diraba. Keindahan yang sejati bukan terdapat pada kulit luarnya. Kita suka gunung jangan karena kehijauan dan kerimbunan pohon – pohonnya, tetapi karena merasakan ketengan dan misterinya. Kita senang buku jangan kerana keindahan sampulnya atau pun kemewahan kertasnya, tetapi karena kearifan dan kesejukan isi tulisannya. Begitu juga kita jangan mengukur kesalehan orang dari tanda hitam di keningnya, peci putih yang dipakainya, ataupun tasbih yang selalu ditangannya.
Para hadirin yang dirahmati Allah. Banuak sekali keindahan pribadi Rasulullah saw yang tercatat dalam sejarah, pada kesempatan ini saya akan mencoba menyampaikan beberapa saja diantaranya, yaitu :
·         Rasulullah saw adalah seorang yang selalu memperhatikan dukacita orang lain.  Keluh kesah selalu ditanggapinya, dan orang yang memerlukan bantuan selalu ditolongnya.
·         Beliau selalu membalas kebaikan orang yang pernah berbuat baik kepadanya. Pernah suatu ketika beliau dikunjungi oleh seorang wanita tua. Rasulullah saw menyambut gembira dan menjamu wanita itu dengan penuh rasa hormat. Beliau mengelar mantelnya di tanah untuk dijadikan tempat duduk oleh wanita tua itu. Tentu saja hal ini membuat istrinya Aisyah bertanya keheranan, apa gerangan yang menyebabkan wanita tua itu menerima hormat yang begitu berlebihan. Maka Rasulullah saw menjawab : “Dia pernah ziarah kepada kami ketika Khadijah masih hidup.”
·         Beliau senantiasa menghapuskan sikap yang menunjukan pembedaan terhadap dirinya. Pernah di suatu perjalanan bersama para sahabatnya setelah tiba waktu makan, para sahabat bermaksud hendak menyembelih kambing. Yang seorang berkata : “Biarlah aku yang menyembelih.” Yang seorang lagi berkata. “Akulah yang akan mengulitinya.” Yang lain berkata, “Aku yang memasak.” Tiba – tiba Rasulullah berkata, “Biarkan aku yang mencari kayu bakarnya.” Para sahabat serentak menolak, “Ya Rasulullah, biar kami saja yang bekerja, tenaga kami cukup untuk ini.” Tetapi lelaku mulia ini berkata, “Aku tidak suka jika aku diistimewakan melebihi kalian semua. Sesungguhnya Allah SWT benci melihat hamba-Nya diber keistimewaan tersebdiri melebihi kawan – kawannya yang lain.”
·         Meskipun kekuasaannya sangat besar, namun ia mendengar dengan seksama dan senang hati kata – kata seorang badui kelana yang datang dengan kaki telanjang memerah sendiri susu kambingnya, menisik sendiri robekan bajunya, bahkan ia menjahit sendiri terompahnya.
·         Pernah suatu ketika beliau pulang larut malam sehabis melaksanakan dakwah. Dari sela – sela pintu rumahnya Ia melihat istrinya Aisyah sedang tertidur lelap. Subhanallah, lelaki agung ini akhirnya memilih tidur di teras rumahnya daripada harus mengganggu tidur nyenyak intrinya.
·         Beliau seorang pencinta keadilan yang tanpa ragu – ragu berkata dengan lantang, “Siapa yang merasa punggungnya pernah aku sakiti, inilah punggungku siap dituntut balas!”
Para hadirin yang berbahagia. Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, mudah – mudahan beberapa keindahan pribadi Rasulullah saw yang telah disampaikan tadi dapat meninggalkan kesan yang mendalam di hati kita, sehingga memperkuat tekad kita untuk menjadikan Muhammad saw sebagai suri tauladan dalam setiap tindakan kita.
Billahi taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar