Sabtu, 09 April 2011

Laporan Museum Geologi Bandung

Bab 1
Pendahuluan
2.1.Latar Belakang
Sejarah adalah ilmu yang sangat unik untuk dipelajari dan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Karena, dari sejarah kita dapat memahami bahwa suatu hal yang terjadi pada saat ini diakibatkan oleh suatu hal yang terjadi pada masa sebelumnya (masa lalu).  Dapat dikatakan sejarah apabila hal tersebut telah terjadi dalam waktu yang telah berlalu. Baik lebih dari satu tahun yang lalu, maupun satu detik yang lalu.
Sebagai contoh, sejarah ditemukannya fosil hewan laut diatas gunung tinggi. Mungkin, keadaan ini tidak mungkin terjadi pada waktu sekarang ini, tapi bisa saja terjadi pada waktu sebelumnya bahwa pada beberapa tahun yang lalu gunung tersebut merupakan lautan. Contoh lainnya seperti asal mula mahluk hidup. Dalam beberapa teori ada yang beranggapan bahwa asal mula mahluk hidup berasal dari mikroorganisme yang berevolusi atau merubah tubuhnya untuk menyesuaikan diri dilingkungannya. Hal ini dibuktikan adanya fosil mikroorganisme pada sebuah batu.
     Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah sering dikaitkan dengan waktu. Maka pada umumnya sejarawan sering menganggap sejarah selalu bermain dengan waktu. Kita dapat mengetahui alasan kenapa semua ini dapat terjadi terjadi sekarang ini jika kita dapat memutar waktu ke belakang.

2.2.Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah agar dapat mengetahui dan memahami tentang benda – benda sejarah yang ada di Museum.


Bab 2
Pembahasan
2.1.Pengertian Sejarah
Sejarah merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang telah terjadi. Dalam kamus bahasa Indonesia sejarah berarti suatu kejadian yang terjadi pada masa lampau atau asal – usul. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian – kejadian yang telah lampau serta berfikir secara historis. Orang yang mempelajari sejarah disebut sejarawan.
Secara Etimologi sejarah berasal dari bahasa Arab (šajaratun) yang berarti pohon. Sebenarnya, sejarah dalam bahasa Arab  adalah tarikh. Dalam bahasa Indonesia ada kata tarikh yang berarti waktu atau penanggalan.
Dulu, ilmu sejarah dikategorikan kedalam ilmu budaya (humanoria). Akan tetapi, pada masa sekarang ini sejarah dikategorikan kedalam ilmu sosial terutama menyangkut tentang kejadian secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari tentang kehidupan manusia di masa lalu. Ilmu sejarah dibagi menjadi beberapa cabang ilmu, yaitu kronologi, paleografi, kliometrik, historiografi, dan genealogi.
Ahli sejarah, biasanya mempelajari kejadian – kejadian masa lalu melalui benda – benda kuno seperti bangunan, mata uang, alat perkakas kuno, tulisan / cetakan dan prasasti serta melalui wawancara atau dapat disebut dengan sejarah penceritaan. Untuk sejarah modern, bukti sejarah dapat berupa rekaman video, gambar, foto, dan rekaman suara. Namun, hal tersebut belum tentu dapat dilakukan penelitian sejarah. Tergantung pada periode yang hendak diteliti atau dipelajari.

2.2. Sejarah Museum Geologi
Pada zaman penjajahan Belanda, Museum geologi didirikan untuk menunjang penyelidikan mengenai batuan dan tambang di Indonesia. Karena pada abad ke-17 saat Eropa mengalami revolusi industry, Belanda sangat membutuhkan akan tambang, sehingga dibutuhkan penguasaan akan tambang di Nusantara.  
Hasil dari penyelidikan tersebut dibutuhkan tempat untuk penyelidikan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 didirikanlah lembaga yang bernama Dienst van den Mijnbouw di jalan Rembrandt Straat (sekarang Jalan Diponegoro) Bandung. Awalnya, gedung itu bernama Geologisch Laboratorium lalu berubah nama menjadi Geologisch Museum.
Museum geologi dirancang oleh seorang arsitek Belanda yang bernama Ir. Menalda van Schouwenburg dengan gaya Art Deco. Pembanganan museum geologi dimulai pada pertengahan tahun 1928 yang dilakukan salama 11 Bulan dengan 300 orang pekerja dan menghabiskan 400 Golden kemudian diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.
Pada saat mendaratnya pasukan Jepang ke Indonesia, terjadi perebutan antara Jepang dan Belanda yang diakhiri mundurnya pasukan Belanda oleh Jepang. Letjen Ter Poorten menyerahkan kekuasaanya atas nama pemerintahan kolonial Belanda kepada Letjen H Imamura pada tahun 1942. Pada saat itu, keberadaan museum geologi beralih kepengurusannya dan diberinama menjadi Kogyo Zimusho sampai Satu tahun kemudian beralih nama menjadi Chishitsu Chosacho.
Setelah kalahnya pasukan Jepang, Museum geologi berada dibawah pengawasan Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG, 1945 – 1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan oleh Amerika Serikat dan Inggris yang memboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) mendesak pemerintah Indonesia untuk menguasai kantor PDTG. Tekanan yang dilancarkan oleh pemerintah Belanda mendesak kantor PDTG untuk berpindah ke Jl. Braga No. 5 dan No. 8, Bandung pada tanggal 12 Desember 1945.
Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia divisi III Siliwangi mendirikan bagian tambang yang sebagian besar diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan, Belanda kembali mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst di tempat yang sama. Selama 4 tahun PDTG terlunta – lunta dan sering  berpindah – pindah akibat dari pertempuran dimana – mana.
Pemerintah Indonesia kala itu berusaha menyelamatkan dokumen – dokumen hasil penelitian geologi sehingga dokumen tersebut berpindah ke daerah Tasikmalaya, Magelang, Yogyakarta, Solo sampai pada tahun 1950 dokumen – dokumen tersebut dapat dikembalikan ke Bandung.
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 museum geologi mendapat bantuan sebesar 754, 5 Juta Yen, untuk renovasi museum. Setelah ditutup selama satu tahun, pada tahun 2000 museum geologi kembali dibuka dan diresmikan oleh wakil presiden Ibu Megawati SukarnoPutri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Karena penataan tersebut, museum geologi dibagi menjadi tiga ruangan, yang meliputi ruangan Geologi Indonesia, Sejarah Kehidupan dan Geologi dan Kehidupan Manusia. Sampai sekarang, museum geologi mempunyai fasilitas Auditorium untuk pemutaran film dokumentasi mengenai sejarah.
2.3.Pembagian Ruangan Peragaan
Pembagian ruangan peragaan dibagi menjadi tiga yaitu
1. Ruang Geologi Indonesia (Sayap Barat – Lantai 1)
Pada ruangan ini, terdapat berbagai peragaan. Diawali dengan proses terbentuknya bumi, dilanjutkan proses pembentukan kepulauan Indonesia yang terkait dengan teori tektonik lempeng, di mana Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.
Geologi Indonesia terbagi menjadi 5 pulau besar, dan kepulauan Maluku. Setiap bagian menggambarkan kejadian – kejadian geologi seperti gempa bumi, tektonik, dan sabuk gunung berapi. Ketiga ruangan lainnya memperagakan tentang batuan dan mineral, gunung api dan proses penyelidikan geologi di Indonesia.
2. Ruang Geologi untuk Kehidupan Manusia (Sayap Timur – Lantai 2)
Pada ruangan ini, memperagakan bagaimana cara penambangan batuan dan mineral serta minyak dan gas bumi di Indonesia juga pendayagunaan sumber air tanah yang bermanfaat bagi manusia.
3. Ruang Sejarah Kehidupan (Sayap Timur – Lantai 1)
Pada ruangan ini, terdapat berbagi koleksi replika mengenai proses awal mula kehidupan, mulai dari masa terbentuknya bumi (Masa Hadean) sekitar 4.6 milyar tahun sampai adanya mahluk hidup bersel satu (Masa Arkeozoikum). Yang dilengkapi dengan gambar, serta bukti – bukti penemuan fosil yang berupa replika (tiruan).
Selanjutnya, diruangan ini terdapat replika fosil kerangka Tyranosaurus Rex (T - Rex), setinggi 12 meter dan panjang 13 meter dan beberapa replika dinosaurus serta hewan lainnya.
2.4.Proses Terbentuknya Bumi
Proses terbentuknya bumi terjadi sekitar 4.6 Milyar tahun yang lalu yang diawali dengan masa Priskoan (Masa Hadean), kemudian masa Arkeozoikum (masa Arkean) dapat disebut sebagai masa kehidupan purba, lalu diakhiri dengan masa proterozoikum (Algonkian) atau masa kehidupan awal. Dari masa – masa tersebut merupakan pembagian dari masa Pra – Kambrium.
A.      Masa Priskoan (Masa Hadean) 4.6 – 4 Milyar Tahun lalu
Masa ini merupakan awal dari terbentuknya planet bumi. Banyak benda – benda yang berjatuhan dari langit. Masa Priskoan adalah masa awal dimana pembentukan geosfer (lithosfer, hidrosfer dan atmosfer) mulai terjadi untuk siap dihuni oleh mahluk hidup.
B.      Masa Arkeozoikum (Masa Arkean) 4 – 2.5 Milyar Tahun lalu
Masa Arkeozoikum merupakan masa terbentuknya kerak bumi dan berkembang menjadi protokontinen. Selain itu, pada masa arkeozoikum mulai terjadi pembentukan hidrosfer dan atmosfer. Masa pertama munculnya mahluk primitif bermula di samudera. Mahluk primitif tersebut masih berupa mikroorganisme dari jenis bakteri dan gangang. Fosil tertua adalah Stromatolites dan Cyanobacteria.
C.      Masa Proterozoikum (Masa Algonkian)  2.5 Milyar tahun – 540 Juta Tahun lalu
Masa Proterozoikum, bumi mulai mengalami perkembangan Atmosfer dan Hidrosfer secara sempurna. Sehingga berkembangnya mahluk bersel satu (eukariotik) menjadi mahluk bersel banyak (prokariotik) dan mulai bermunculan mahluk Invertebrata (mahluk yang tidak memiliki tulang belakang) seperti ubur – ubur, cacing dan koral mulai bermunculan dari laut dangkal.
Kesimpulan ini diambil dari hasil temuan fosil sejati pertama, seperti stromatolit alga Jacutophyton, cacing beruas Spriggina, cacing beludru Hallucigenia, cacing gilig Dickinsonia dan ubur-ubur Mawsonites.
2.5.Proses Kehidupan di Bumi
Proses kehidupan di bumi dimulai pada zaman arkeozoikum, yang ditandai dengan adanya mahluk bersel satu seperti bakteri dan alga dan berakhir sampai zaman Kuarter. Berikut beberapa proses kehidupan di Bumi.
A.      Zaman Kambrium 590 – 500 Juta Tahun Lalu
Kata kambrium berasal dari kata “Cambria” suatu daerah di dataran wales, dimana batuan kambrium pertama kali diteliti.
Banyak hewan yang bercangkang dan berkerangka luar mulai bermunculan di zaman kambrium. Umumnya mahluk yang hidup di zaman kambrium berupa Alga, cacing, koral, moluska, ekinodermata dan lain – lain.
B.      Zaman Invertebrata (Ordovisium) 500 – 440 Juta Tahun Lalu
Zaman invertebrata ditandai dengan munculnya ikan tanpa rahang, hewan tulang belakang dan hewan tidak bertulang belakang seperti Tetrakoral, graptolite, ekinoid (landak laut), Asteroid (bintang laut), dan krinoid (lili laut)
C.      Zaman Silur 440 – 410 Juta Tahun Lalu
Zaman Silur dapat disebut sebagai masa peralihan kehidupan dari air ke darat. Pada zaman ini tumbuhan mulai muncul. Tumbuhan yang pertama kali ditemukan adalah Pteridofita (tumbuhan paku). Munculnya ikan berahang, dan ikan yang memiliki perisai tualng.
D.     Zaman Devon (Zaman Ikan) 410 – 360 Juta Tahun Lalu
Pada zaman devon, kehidupan mengalami perkembangan secara besar – besaran jenis ikan dan tumbuhan. Ikan berahang dan ikan hiu mulai aktif memangsa dan terjadi siklus berburu dan diburu. Mahluk amfibi mulai bermunculan di daratan, dan tumbuhanpun semakin banyak. Pada zaman ini, untuk pertama kalinya serangga mulai bermunculan.
E.      Zaman Karbon 360 – 290 Juta Tahun Lalu
Pada zaman karbon, reptil  mulai muncul untuk pertama kalinya dan mulai meletakkan telurnya di luar air. Mahluk amfibi mulai meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara.
F.      Zaman Perm 290 – 250 Juta Tahun Lalu
Reptilia mulai meningkat dan serangga modern mulai bermunculan begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.

G.      Zaman Trias 250 – 210 Juta Tahun Lalu
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar.
H.     Zaman Jura 210 – 140 Juta Tahun Lalu
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.
I.        Zaman Kapur 140 – 65 Juta Tahun Lalu
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan.
J.        Zaman Tersier 65 – 1.7 Juta Tahun Lalu
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
K.      Zaman Kuarter 1.7 - Sekarang
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen.
Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya.


Bab 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
                        Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari kejadian – kejadian yang telah berlalu (lampau). Melalui sejarah, dapat mengetahui asal – usul kehidupan, terbentuknya suatu Negara, bahkan dapat menjadi pelajaran untuk waktu yang akan datang agar tidak terjadi kesalahan yang sama. tempat kita dapat mempelajari sejarah adalah selain di tempat – tempat peninggalan sejarah, kita juga dapat mempelajari sejarah di Museum. Salah satu museum di daerah Bandung adalah museum geologi.
                        Museum geologi didirakan di jalan Rembrandt Straat (sekarang Jalan Diponegoro) oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1928 yang bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian berganti nama menjadi Geologisch Museum.
                        Gedung Geologisch Museum (sekarang Museum Geologi) memiliki gaya bangunan Art Deco, yang dirancang oleh arsitek Belanda yang bernama Ir. Menalda van Schouwenburg. Dikerjakan pada pertengahan tahun 1928 dan di resmikan pada 16 Mei 1929. Yang memakan waktu 11 bulan oleh 300 pekerja dan menghabiskan 400 gulden
                        Pada tahun 1999, museum geologi mendapatkan dana dari JICA (Japan International Cooperation Agency) sebesar 754.5 Juta Yen untuk renovasi gedung. Setelah ditutup selama satu tahun, pada tahun 2000 museum geologi diresmikan kembali oleh wakil Persiden Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
                        Museum Geologi dibagi menjadi 3 ruangan yang meliputi Ruangan Geologi Indonesia, Sejarah Kehidupan, serta Geologi dan kehidupan. Ruangan bagian Geologi Indonesia terletak di Sayap Barat. Ruangan bagian Sejarah Kehidupan terletak di Sayap Timur Lantai 1, dan Ruangan bagian Geologi dan Kehidupan terletak di Sayap Timur Lantai 2.
                        Pada Ruangan bagian Sejarah kehidupan terdapat beberapa Replika mengenai terbentuknya bumi hingga adanya kehidupan, replika fosil – fosil binatang purba. Pada Ruangan bagian Geologi Indonesia terdapat beberapa peta kepulauan besar Indonesia dan kepulauan Maluku.
3.2.Saran
Menurut saya, keberadaan museum di Bandung itu harus dijaga. Karena selain sebagai sarana penunjang belajar, museum juga dapat menjadi tempat rekreasi untuk mengisi hari libur. Selain dijaga akan keberadaanya, sebaiknya museum di daerah Bandung dapat menambah koleksinya agar dapat membuka wawasan yang baru bagi pengunjung museum.

Kultum "Tujuan yang Terlupakan"


Tujuan yang Terlupakan 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah hirabbil’alamin. Washalatu wasalamu ‘ala Rasulillahi sholallahu’alaihi wassalam. A’ma ba’du. Para hadirin yang dirahmati Allah, pertama – tama marilah kita panjatkan yang mendalam, puji syukur kehadirat Ilahi dengan penuh kesadaran bahwa Dia telah membalas dosa – dosa yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat yang jauh lebih banyak lagi, shalawat dan salam semoga dicurahkan Nya pada junjungan kita, kekasih kita, manusia paling mulia yang pernah ada di dunia, nabi besar panutan orang – orang yang beriman, yaitu Nabi Muhammad saw, tentu saja beserta keluarganya yang mulia, para sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman nanti.
Al-Qur’an telah mengajarkan kepada kita bahwa sebaik –baik permintaan manusia itu adalah sebagaimana dimaksud dalam surat Al-Baqarah ayat 201 :
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia, pasti mempunyai tujuan tertentu. Seorang pegawai, rela menghabiskan sepanjang harinya mengerjakan pekerjaan kantor, karena ia mempunyai tujuan ingin memperoleh upah untuk menghidupi anak dan istrinya. bila suatu saat kantornya itu tidak dapat lagi memberinya upah, tentu ia akan segera keluar dari kantor itu.
Orang yang tidak tahu tujuan kegiatan yang dilakukannya, adalah ibarat sapi di pejagalan. Sapi tidak pernah tahu untuk apa ia dibawa ke tempat pejagalan. Seandainya saja ia tahu, tentunya dia tidak punya selera lagi untuk makan rerumputan segar yang disodorkan kepadanya, atau setidaknya ia akan berusaha mencari – cari kesempatan untuk kabur dari tempat itu.
Demikian jugalah kiranya pada waktu mempelajari agama. Kita seharunya tahu, untuk apa tujuan mempelajari agama itu. Bila tidak, bukankan ini berarti kita sama saja dengan sapi yang disebutkan tadi?
Para hadirin khalifah Allah yang berbahagia, untuk apakah sebenarnya tujuan kita mempelajari agama? Tidak diragukan lagi, kita perlu mempelajari agama, yaitu agar di dunia ini kita bisa hidup bahagia dan di akhirat kelak akan menempati surge. Bila sekarang ini kita masih juga dilanda stress, gelisah, dendam, iri hati, kecewa berat, dan dengan kebahagiaan, maka haruslah kita akui dengan jujur, bahwa pelajaran agama yang telah kita dapatkan selama ini, ternyata masih jauh dari tujuannya. Pengajian – pengajian atau pun ceramah agama yang kita ikuti, mungkin masih kurang banyak. Atau, kita memilah – milah dan memilih yang disampaikan oleh pak kiai atau penceramah. Apa yang seharusnya kita benamkan ke dalam jiwa, hanya kita lewatkan saja di telinga. Sebaliknya, apa yang seharusnya dilewatkan saja di telinga seperti selingan humor yang disampaikan oleh penceramah malah dibenamkan dalam hati. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar kita lupa, untuk apa sebenarnya tujuan kita hadir di tempat pengajian itu. Bila sejak awal kita mengetahui dengan benar apa tujuan kita menghadiri pengajian, maka mestinya kita akan dapat memilah – milah mana pasir dan mana mutiara. Insya Allah.
Mudah – mudahan firman Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 103-104, dapat menggugah hati kita untuk melakukan introspeksi, apakah selama ini kita sudah benar dalam mempelajari agama. Jangan – jangan kita seperti sapi, yang tahu tempat pejagalan tetapi tidak tahu untuk apa Ia berada disana.
Katakanlah : “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang –orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang – orang yang telah sia – sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik – baiknya.”
Para hadirin, yang berbahagia. Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, mudah – mudahan perenungan ini dapat mengingatkan kita, betapa pentingnya untuk mengetahui kemana arah tujuan kegiatan kita. Karena dengan demikian, kita akan dapat mengevaluasi, apakah yang kita lakukan selama ini sudah sesuai dengan arah tujuan itu atau malahan melenceng. Bila kita masih juga dilanda stress, kekecewaan yang mendalam, atau masih berbuat mungkar, ini berarti mungki selama ini kita salah mempelajari agama, atau paling tidak, ilmu agama kita masih kurang.
Billahi taufiq walhidayah, waridhal wal inayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.